Sekilas Perkembangan Ilmu Geografi

Belajar ilmu geografi sangatlah menyenangkan. Ilmu yang mempelajari fenomena di sekitar kita yang ada di Bumi tercinta ini. Pada awal mulanya, istilah geografi berasal dari Bahasa Yunani. Geografi terdiri dari dua kata, yakni Geo yang bermakna bumi dan Graphein yang bermakna sebagai gambaran atau tulisan. Berdasarkan kedua kata tersebut terangkailah istilah Geografi yang berarti sebuah ilmu yang mempelajari terkait gambaran atau tulisan tentang bumi. Usut punya usut, istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Bapak Geografi Dunia yang bernama Erastosthenes dalam judul bukunya "Geografika".

Seperti yang telah disebutkan, bahwasanya geografi pada awal mulanya diartikan secara sederhana sebagai ilmu yang mempelajari tentang muka bumi beserta segala isinya. Makna bumi pada era zaman itu pun pada dasarnya juga masih sangat sederhana. Yakni pemaknaan yang masih terbatas pada permukaan bumi saja. Pelan namun pasti, perubahan terus berlanjut hingga membawa geogafi ke arah pemikiran modern hingga sampai saat ini. Kesadaran ini terbentuk karena pemikiran yang diketahui tentang muka bumi ternyata masih sangat terbatas. Banyaknya fakta yang bermunculan di dalam kehidupan sehari-hari, akhirnya mampu meluluhkan pemikiran baru yang menumbuhkan sikap ketidakpuasan terhadap ruang lingkup yang telah diperoleh dalam mempelajari geografi selama ini. Mau tidak mau, maka muncullah kajian-kajian baru atas penemuan tentang ilmu geografi.

Keterbatasan kajian keilmuan geografi pada era zaman dahulu sering terbentur akibat adanya dogma-dogma agama yang masih kuat di tengah kehidupan masyarakat. Salah satu pengetahuan geografi yang bekembang dan sempat ditentang dogma agama adalah ilmuan Copernicus. Pertentangan ini memicu terjadinya gejolak antara pemuka agama beserta penganutnya dengan tokoh ilmuan ternama Copernicus pada saat itu.

Pertentangan ini dipicu karena perkembangan ilmu geografi dari Copernicus yang mengemukakan teori baru tentang pusat tata surya. Jikalau dogma agama yang telah dinyakini selama ribuan tahun dengan konsep teorinya bernama Geosentris yang mengatakan bahwa pusat tata surya adalah bumi. Namun, karena munculnya Copernicus seorang ilmuan yang berasal dari luar agama mengemukakan teori barunya bernama Heliosentris. Teori tersebut membantah adanya konsep Geosentris.

Ilmuan Geografi Nicolas Coernicus (Sumber: slideplayer.com)

Dengan penuh kenyakinannya, Sang Ilmuan Copernicus mengemukakan teori Heliosentris yang menyatakan bahwa "Bumi tidaklah sebagai pusat tata surya sebagai pusat peredaran benda-benda langit yang telah kita yakini sebelumnya, namun Matahari lah yang menjadi pusatnya.

Karena pertentangan tersebut, akhirnya Copernicus dijatuhi hukuman mati. Sungguh menyedihkan sekali. Padahal jika ditinjau dari penemuan fakta ilmiah di tengah era modernisasi seperti ini, Copernicus sudah melakukan hal kebenaran sebagai seorang ilmuan. Semoga hal ini tidak terjadi lagi di jaman sekarang.

Berlanjut ke perkembangan ilmu geografi, pada abad pertengahan telah terjadi klasifikasi geografi menjadi dua bagian oleh Bernadus Veranus, yakni Geografi Generalis dan Geograf Spesialis. Pembagian kedua pokoh bahasan tersebut hampir sama dengan sub pokok Geosfer yang dikenal saat ini. Adapun pembagian klasifikasi geografi menurut Bernadus Veranus sebagai berikut:
  1. Geografi Generalis: kajian geografi ini mencakup ruang lingkup fenomena atmosfer, hidrosfer, lithosfer, dan menjangkau ke bentuk muka bumi.
  2. Geografi Spesialis: kajiannya meliputi pada seputar permasalahan peduduk dan sosial.
Setelah Bernadus Veranus, perkembangan sleanjutnya muncul ilmuan dengan pandangan geografi dengan aliran fisis determinis dan aliran fisis posibilis sebagai berikut.
  1. Fisis Determinis; aliran ini ditokohi ilmuan geografi, seperti Retzel, Huntington, Karl Rittner. Pandangan fisis determinis menyakini bahwa makhluk hidup dipengaruhi oleh hukum-hukum alam.
  2. Fisis Posibilis; aliran ini ditokohi ilmuan geografi, seperti Paul Vidal De La Blache. Menurut aliran paham ini menyatakan bahwa manusia selain dipengaruhi oleh alam, juga berperan aktif tehadap alam, sesuai dengan perkembangan budayanya.
Perkembangan ilmu geografi berlanjut hingga abada pertengahan ke-20. Muncul ilmuan geografi bernama Claudius Ptolemeus yang mengemukakan bahwa geografi adalah suatu penyajia dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakan secara umum.

Jasa Claudius Ptolemeus terhadap perkembangan ilmu geografi adalah terkait dalam hal pembuatan peta dengan istilah atlas Ptolemeus.

Berdasarkan hal tersebut, perkembangan ilmu geografi dikatakan berbeda dengan korografi. Hal ini dikarenakan korografi menekankan pada pembahasan terhadap kenampakan asli suatu daerah, sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang kuantitatif. Pendapat Claudius Ptolemeus ini sebagai awal sumber adanya kemajuan perkembangan bagi definisi Geografi zaman modern.

Penulis:
Ahmad Syaiful Hidayat, S. Pd
Sumber: Bahan Bacaan Buku Geografi

0 Response to "Sekilas Perkembangan Ilmu Geografi"

Post a Comment

Menerima kritik dan saran atau pertanyaan bisa ditulis di kolom komentar bawah ini. Terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel